Rabu, 19 Mei 2010

Gajah dan Semut adu Kekuatan



Di sebuah padang rumput terdapat seekor gajah, karena tubuhnya yang besar, dia selalu meremehkan/menyakiti binatang-binatang kecil lainnya. Binatang-binatang kecil sangat takut kepadanya, oleh sebab itu gajah menjadi sombong.

Pada suatu hari, sehabis makan karena tidak ada pekerjaan, gajah berjalan-jalan dengan santai di padang rumput. Gajah menundukkan kepalanya berjalan pada saat itu dia melihat ada seekor semut yang sedang sibuk bekerja.

Ketika semut sedang sibuk bekerja tidak hati-hati dia tersandung jatuh oleh sebatang rumput.

“Hai mahluk kecil, sungguh kasihan engkau.” Gajah menghentikan langkahnya dengan tertawa mengejeknya.

Semut kecil mengangkat kepalanya, memandang mahluk yang besar bagaikan gunung ini “Apakah engkau sedang berbicara dengan saya, tuan Gajah?”

“Iya.” Gajah dengan tertawa mengejek melanjutkan berkata :”sejujurnya saya katakan, engkau sungguh sangat mungil, sebatang kecil rumput saja dapat membuatmu jatuh tunggang langgang, ai… sungguh kasihan .”

“Saya memang kecil.” Semut dengan jujur menjawab, “tetapi saya tidak merasa saya perlu dikasihani, setiap barang yang ada didunia ini mempunyai harganya masing-masing, apa yang membuatmu sombong begitu? Apakah engkau sombong karena bentuk tubuh dan kekuatanmu.”

Gajah tertawa dengan terbahak-bahak :”mahluk kecil yang menyedihkan, tahukah engkau? dipadang rumput ini singa yang paling galakpun ketika melihat saya akan menghindar, dengan belalai saya, saya dapat mencabut pohon yang paling besar dengan akar-akarnya, dan itu tidak memerlukan tenaga, apakah engkau bisa melakukannya?”

“Tuan gajah, itu memang saya tidak bisa melakukannya, kami semut sebenarnya memang sangat kecil, seluruh keluarga semut kami berkumpul beratnya tidak bisa dibandingkan dengan satu kakimu yang besar ini, kami tidak bisa seperti kamu mencabut sebatang pohon dengan akar-akarnya juga tidak bisa menakuti seekor singa, tetapi tenaga kami belum tentu lebih kecil daripada tenagamu.”

Gajah dengan sombong tertawa keras –keras :”ha…ha..ha…ini adalah lelucon yang paling lucu yang pernah saya dengar, ha…haa… haa.. semut berani beradu tenaga dengan gajah! --- dengan sebelah kaki saya saja dapat memijak kalian sampai hancur lebur!”

“Tuan, engkau hanya mengandalkan tubuhmu yang besar. Mencabut sebatang pohon besar dapat engkau lakukan hanya dengan belalaimu, tetapi, jika pohon itu sebesar 5 orang baru bisa memeluknya Apakah dengan belalaimu engkau dapat mencabutnya? Dan Jika engkau merasa tenagamu cukup besar, dapatkah engkau menghancurkan titi papan di sungai ini?

Gajah mengangkat kepalanya berpikir tentang pohon besar yang hanya bisa dipeluk oleh 5 orang, dan memandang titi papan di sungai, lalu dia menggeleng kepalanya berkata : ”kalau yang ini, saya tidak bisa melakukannya.”

“Tetapi, kami komunitas semut bersatu dapat membuat pohon besar ini lapuk dan tumbang, dan dapat menghancurkan titi papan disungai juga. Walaupun kami kecil, tidak mempunyai tubuh dan tenaga besar sepertimu, tetapi kami bisa melakukan hal yang tidak bisa engkau lakukan. Jika hendak menghancurkan dunia, tenaga kami sebagai semut lebih besar daripada engkau tuan gajah! Apakah engkau berhak meremehkan mahluk yang lebih kecil daripadamu?”

Gajah yang sombong ini tanpa berkata sepatah katapun membalikkan badan meninggalkan tempat itu.

Mulai saat itu, gajah yang sombong merubah sifatnya yang sombong, tidak meremehkan dan menyakitkan mahluk kecil lagi, tidak menganggap remeh kepada tenaga mahluk yang lebih kecil lagi.

Pada dasarnya, kita hanya memandang bagian luar seseorang yang bertubuh besar, meremehkan orang yang bertubuh lemah, tetapi belum tentu orang yang bertubuh lemah tenaganya kalah dengan orang yang bertubuh besar.

Sabtu, 08 Mei 2010

Bunga Kecil Tegar

Ceita Bunga Kecil Tegar Hidup sendiri

Di pinggiran hutan tampak sekelompok bunga bermekaran indah sekali, mereka dengan riang memanggil para lebah dan kupu-kupu, “Hai lebah! Disini ada bunga yang harum dan penuh madu!”, sahut salah satu bunga. Bunga yang lainnya juga tidak mau kalah, “Hai kupu kupu, cepatlah kemari! Bungaku penuh madu yang manis dan lezat”. Bunga pertama tetap tidak mau mengalah, “Itu adalah Lebah bukan Kupu kupu!”, dibalas temannya, “Bukan, itu adalah Kupu kupu!”, “Lebah!, Kupu kupu ! Lebah! Kupu kupu!, kedua bunga itu berdebat. Bunga bunga yang lain tertawa melihat mereka. Ha ha ha ha ha ha. Suasananya sangat ceria.

Diam-diam, dibawah sebuah pohon besar, Nampak sekuntum bunga kecil menatap dengan iri. Bunga-bunga lainnya mencoba mengajaknya, “Bunga kecil maukah ikut bermain dengan kami?” Si bunga kecil dengan ketus menjawab, “Saya tidak mau ikut!. Bunga-bunga lainnya heran, “Mengapa?” Bunga kecil berkata, “Matahari bersinar terik, saya takut sinarnya akan membakar tubuhku”. “Janganlah takut, lama kelamaan akan terbiasa, matahari akan membuat kita tumbuh kuat dan semakin besar”, rayu bunga-bunga lainnya. Tetapi si bunga kecil tetap bersikeras, “Untuk apa saya menjadi kuat dan besar, bukakah sudah ada pohon besar yang selalu melindungku?!’



Tak berselang lama, ternyata hujan. Rintik-rintik air hujan membasahi para bunga, “Wah, turun hujan, turun hujan!”, terdengar teriakan bunga-bunga. “Waktu mandi telah tiba lagi!”, sahut bunga A. Mereka dengan riang bersenandung, “La la hu, la la hu, assyiikk sungguh enak dan nyaman!”. Bunga kecil melihat mereka sambil bergerutu, “Kalian semuanya basah kuyup, apanya yang asyik!”. Beberapa saat, sang pelangi pun muncul, “Hai kakak Pelangi apa kabar?” sapa para bunga, “Kakak pelangi cantik sekali, berwarna warni!” puji bunga A.

“Dimana? Di mana kakak Pelangi? “ si bunga kecil karena tertutup pohon besar tidak bisa melihat pelangi, “Ah sudahlah, kakak Pelangi pasti tidak akan lebih cantik dariku”. Tiba-tiba bunga B berteriak, “Sssstttt, pelankan sedikit suaramu, ada manusia datang!” Dari kejauhan terlihat dua sosok manusia mendekati mereka, salah seorang membawa kapak besar sambil menunjuk, “Itu pohonnya, apa yang saya katakan tidak salah bukan?” Temannya melihat, “Iya, betul! Itu pohon yang sangat besar, ayo kita tebang pohon itu”.

Terdengar suara hiruk pikuk. “Celaka, celaka mereka mau menebang pohon besar ini!” Sang bunga kecil berteriak, “Hentikan, hentikan, pohon ini punyaku!” Melihat manusia terus menerus mengayunkan kapak ke tubuh pohon besar, bunga kecil sambil menangis sambil terus berteriak dan gemetar. Bunga A berkata, “Adik bunga, manusia tidak mengerti bahasa kita”.

Akhirnya pohon besar telah di tebang, dibawah rintik-rintik hujan, sang bunga kecil terkurai lemas. Para bunga merasa iba, “Adik bunga, ayo bangkitlah! Jangan engkau merasa tak berdaya”, Bunga kecil hanya bisa merintih, “Tidak bisa, saya sudah tidak berdaya, saya hanya menunggu ajal”. Bunga A berkata “Jangan berkata demikian, kami semua akan menemanimu”. Langit bertambah gelap, “Lihatlah ada segerombolan awan hitam, kita semua bersiap-siap, hujan lebat akan segera turun!”, bbrr, hujan lebat turun disertai petir, tapi para bunga telah siap menghadapinya. Bunga kecil dengan suara lemas berkata “Saya sungguh kagum, hujan dan badai pun kalian tidak takut.” Bunga A menjawab, “Ini hal biasa, tidak akan mempersulit kami”. Suara bunga kecil makin melemah, “Maaf, saya mungkin tidak bisa setegar kalian, saya harus berpamitan dulu”. Bunga kecillll!

Ketika siuman, bunga kecil masih ditemani oleh teman-temannya. Bunga A berkata, “Bunga kecil, saya mendadak teringat pengalaman yang sama sepertimu” “Benarkah?”, suara bunga kecil masih terdengar lirih. “Iya, waktu itu tubuh kita semua kecil dan kurus, juga tidak tahu bagaimana bentuk hujan badai dan petir”. Bunga B melanjutkan, “Sehingga sewaktu hujan dan badai kami sangat menderita, tetapi kami selalu bersama dan saling memberi semangat”. Para bunga pun mengenang masa lalu, “Setiap kali badai berlalu, kami mengibaskan air hujan dan perlahan-lahan meluruskan badan lalu menyapa paman matahari”. Dan Paman matahari berkata, “Bunga bunga yang tegar, kalian tampak semakin tinggi aja, ha ha ha ha ha ha “ “Segala rintangan malah membuat diri kami semakin tumbuh kuat dan sehat. Bunga kecil, kamu juga bisa seperti kami, bukankah pohon besar itu pun selalu menyemangatimu”. Bunga A menyelesaikan ceritanya.

Bunga kecil terdiam, teringat akan ucapan sahabatnya si pohon besar, “Kamu harus berani dan tegar, jangan lupa bahwa pohon yang besar itupun berasal dari pohon kecil”. Pelan-pelan, bunga kecil berusaha bangun kembali, “Baiklah, saya sekarang akan bangkit dan menjadi tegar”.

Pagi yang cerah, para lebah dan kupu kupu sedang bekerja. Para bunga pun berteriak, “Hai lebah! Disini ada Bunga yang harum dan penuh madu!” Bunga yang lainnya juga tidak mau kalah, “Hai kupu kupu, cepatlah kemari! Bungaku penuh madu yang manis dan lezat”. “Itu adalah lebah bukan kupu kupu!” dibalas temannya, “Bukan itu adalah kupu kupu!” Si bunga kecil ikut berteriak. Bunga kecil telah tumbuh besar dan kuat. Lebah! Kupu kupu ! Lebah! Kupu kupu! Ha ha ha….. Mereka semua tertawa bersama dibawah sinar hangat paman matahari.

Segala rintangan dan kesulitan yang adik-adik hadapi, akan mengembleng kalian semakin dewasa, kuat dan tabah. Yang penting jangan cepat menyerah. Ayo!

Minggu, 02 Mei 2010

Cerita lucu

Ketahuan Nyontek

Ini terjadi waktu saya masih duduk di kelas dua SMU.Pada hari senin, guru ekonomi mengadakan ulangan mendadak. Seperti biasa semua buku harus dimasukan kedalam tas dan taruh di laci.Pada pertengahan ulangan, saya sudah mentok,gak bisa mikir ataupun ngarang-2 jawaban lagi. Saya tengok kekiri, teman saya sedang asik nyontek dari buku, lalu dengan berbisik saya minta dibagi, dia bilang tunggu yah...Setelah dia selesai nyontek, dia tuliskan contekan itu disehelai kertas kecil kemudian direcek seperti sampah lalu dia melemparkan kearah saya. Namun sangat disayangkan lemparannya kurang kuat jadi gak sampai dibangku saya, saya harus berusaha jongkok untuk mengambil kertas tsb.Tapi karena saya sambil miring-2, kemudian miring lagi akhir saya terjatuh beserta bangku saya "GUBRAK!!!" Kelas yg hening seketika langsung kaget kemudian tertawa terbahak2 melihat saya jatuh untuk mengambil contekan.Otomatis ketahuan sama guru ekonomi, sambil tertawa dia bilang, "kalo mau nyontek jangan sampe ketahuan satu kelas donk!!!"Malu banget!!! mao taruh dmn mukaku,,,,heheheh