cerita singkat dari saya Jujur itu tidak susah,,,
selamat membaca ya...
Cerita Jujur Itu Sebenarnya Tidak Susah
Beberapa tahun yang lalu, saya berkenalan dengan seorang kakek tua. Pada saat itu dia sudah berumur 80 tahun lebih. Pengalamannya sudah sangat banyak. Oleh sebab itu ketika berdekatan dan mengobrol dengannya, dia kurang lebih tahu sifat dan isi hati orang yang berbicara dengannya.
Saya teringat pada suatu hari ketika saya bertamu ke rumah kakek tua ini dan mengobrol dengannya dia berkata kepada saya.
”Engkau adalah seorang yang mempunyai kesusahan hati tidak akan diutarakan kepada orang lain, dengan sudah payah disimpan didalam hati,”katanya.
Pada saat dia berkata demikian kebetulan di depan rumahnya ada yang memasang mercon, mengambil kesempatan ini kakek berkata lagi.
”Yach! Seperti mercon ini setelah meledak tidak ada masalah lagi!”
Perkataannya ini benar-benar mengena dihati saya. Dulu saya memang seorang yang sangat pemalu, tidak berani mengutarakan isi hati, lama kelamaan seperti sampah yang menumpuk makin hari makin banyak, sangat sedih dan mempunyai rasa curiga yang besar, sehingga membuat dada ini terasa sesak, suasana hari selalu kelabu.
Manusia zaman sekarang karena kesibukan, tekanan pekerjaan, persaingan bisnis dan tekanan kehidupan, selalu membandingkan dengan sesama. Ditambah lagi karena orang timur sifatnya lebih tertutup, introvert, sedang gembira atau sedih tidak bisa diutarakan dengan bebas. Oleh sebab itu susah berbicara dengan jujur.
Ada juga yang takut berkata jujur, takut menyakiti orang lain hanya bisa berbicara kata-kata yang enak didengar saja. Oleh sebab itu perkataan orang zaman sekarang banyak batasannya, tidak bisa terbuka dan bersifat jujur, sehingga membuat pertalian antara manusia dengan manusia makin lama makin jauh, rasa curiga dan kesalahpahaman makin lama makin besar.
Jika kita semua dapat dengan jujur mengutarakan isi hati masing-masing, mungkin banyak kesalahpahaman dapat dihindari.
Sebenarnya berkata jujur itu tidak susah. Jika kita lebih banyak memperhatikan anak kecil, akan kita sadari, bahwa berkata jujur itu adalah sifat dasar manusia. Tetapi karena di dalam kehidupan yang kita jalani ini semakin kita dewasa, kita semakin dicemari oleh kebiasaan dan pergaulan dalam kehidupan masyarakat sehingga kita kehilangan sifat dasar yang yang murni dan jujur.
Beberapa tahun yang lalu, teman saya mengajak saya menjumpai seorang biarawan dari Vietnam. Ketika sampai di tempatnya, saya melihat banyak orang yang sedang menunggu untuk disembuhkan penyakitnya. Saya lalu dengan susah payah mencari sebuah tempat duduk dan memperhatikan keadaan sekeliling saya.
Sejenak kemudian, saya melihat biarawan ini mulai merokok. Melihat perbuatannya saya sungguh terkejut. Lalu saya bertanya kepada teman saya, kenapa seorang biarawan merokok?
Teman saya mengatakan bahwa biarawan ini mungkin mengobati orang dengan rokoknya. Setelah mendengar perkataannya hati saya menjadi kacau. Saya merasa orang-orang yang berada ditempat ini sungguh kasihan. Pada saat itu, tiba-tiba seorang gadis kecil terbatuk-batuk menghampiri sambil menepuk-nepuk paha biarawan itu lalu berkata.
”Bau..bau,” kata bocah itu.
Saya sungguh mengagumi gadis cilik ini, hanya dia yang berani berkata jujur.
Anak kecil sangat polos, perkataan mereka sangat terbuka, terkadang bisa mengatakan perkataan yang bisa mendebarkan hati dan bisa menyebabkan orang dewasa menjadi malu dan sadar. Anak kecil tidak bermaksud jahat, mereka hanya mengatakan sejujurnya.
ambil pesan - pesan dari cerita ni ya...
selamat membaca ya...
Cerita Jujur Itu Sebenarnya Tidak Susah
Beberapa tahun yang lalu, saya berkenalan dengan seorang kakek tua. Pada saat itu dia sudah berumur 80 tahun lebih. Pengalamannya sudah sangat banyak. Oleh sebab itu ketika berdekatan dan mengobrol dengannya, dia kurang lebih tahu sifat dan isi hati orang yang berbicara dengannya.
Saya teringat pada suatu hari ketika saya bertamu ke rumah kakek tua ini dan mengobrol dengannya dia berkata kepada saya.
”Engkau adalah seorang yang mempunyai kesusahan hati tidak akan diutarakan kepada orang lain, dengan sudah payah disimpan didalam hati,”katanya.
Pada saat dia berkata demikian kebetulan di depan rumahnya ada yang memasang mercon, mengambil kesempatan ini kakek berkata lagi.
”Yach! Seperti mercon ini setelah meledak tidak ada masalah lagi!”
Perkataannya ini benar-benar mengena dihati saya. Dulu saya memang seorang yang sangat pemalu, tidak berani mengutarakan isi hati, lama kelamaan seperti sampah yang menumpuk makin hari makin banyak, sangat sedih dan mempunyai rasa curiga yang besar, sehingga membuat dada ini terasa sesak, suasana hari selalu kelabu.
Manusia zaman sekarang karena kesibukan, tekanan pekerjaan, persaingan bisnis dan tekanan kehidupan, selalu membandingkan dengan sesama. Ditambah lagi karena orang timur sifatnya lebih tertutup, introvert, sedang gembira atau sedih tidak bisa diutarakan dengan bebas. Oleh sebab itu susah berbicara dengan jujur.
Ada juga yang takut berkata jujur, takut menyakiti orang lain hanya bisa berbicara kata-kata yang enak didengar saja. Oleh sebab itu perkataan orang zaman sekarang banyak batasannya, tidak bisa terbuka dan bersifat jujur, sehingga membuat pertalian antara manusia dengan manusia makin lama makin jauh, rasa curiga dan kesalahpahaman makin lama makin besar.
Jika kita semua dapat dengan jujur mengutarakan isi hati masing-masing, mungkin banyak kesalahpahaman dapat dihindari.
Sebenarnya berkata jujur itu tidak susah. Jika kita lebih banyak memperhatikan anak kecil, akan kita sadari, bahwa berkata jujur itu adalah sifat dasar manusia. Tetapi karena di dalam kehidupan yang kita jalani ini semakin kita dewasa, kita semakin dicemari oleh kebiasaan dan pergaulan dalam kehidupan masyarakat sehingga kita kehilangan sifat dasar yang yang murni dan jujur.
Beberapa tahun yang lalu, teman saya mengajak saya menjumpai seorang biarawan dari Vietnam. Ketika sampai di tempatnya, saya melihat banyak orang yang sedang menunggu untuk disembuhkan penyakitnya. Saya lalu dengan susah payah mencari sebuah tempat duduk dan memperhatikan keadaan sekeliling saya.
Sejenak kemudian, saya melihat biarawan ini mulai merokok. Melihat perbuatannya saya sungguh terkejut. Lalu saya bertanya kepada teman saya, kenapa seorang biarawan merokok?
Teman saya mengatakan bahwa biarawan ini mungkin mengobati orang dengan rokoknya. Setelah mendengar perkataannya hati saya menjadi kacau. Saya merasa orang-orang yang berada ditempat ini sungguh kasihan. Pada saat itu, tiba-tiba seorang gadis kecil terbatuk-batuk menghampiri sambil menepuk-nepuk paha biarawan itu lalu berkata.
”Bau..bau,” kata bocah itu.
Saya sungguh mengagumi gadis cilik ini, hanya dia yang berani berkata jujur.
Anak kecil sangat polos, perkataan mereka sangat terbuka, terkadang bisa mengatakan perkataan yang bisa mendebarkan hati dan bisa menyebabkan orang dewasa menjadi malu dan sadar. Anak kecil tidak bermaksud jahat, mereka hanya mengatakan sejujurnya.
ambil pesan - pesan dari cerita ni ya...