Sabtu, 28 Agustus 2010

Cerita Jujur Itu Sebenarnya Tidak Susah

cerita singkat dari saya Jujur itu tidak susah,,,
selamat membaca ya...

Cerita Jujur Itu Sebenarnya Tidak Susah

Beberapa tahun yang lalu, saya berkenalan dengan seorang kakek tua. Pada saat itu dia sudah berumur 80 tahun lebih. Pengalamannya sudah sangat banyak. Oleh sebab itu ketika berdekatan dan mengobrol dengannya, dia kurang lebih tahu sifat dan isi hati orang yang berbicara dengannya.

Saya teringat pada suatu hari ketika saya bertamu ke rumah kakek tua ini dan mengobrol dengannya dia berkata kepada saya.

”Engkau adalah seorang yang mempunyai kesusahan hati tidak akan diutarakan kepada orang lain, dengan sudah payah disimpan didalam hati,”katanya.

Pada saat dia berkata demikian kebetulan di depan rumahnya ada yang memasang mercon, mengambil kesempatan ini kakek berkata lagi.

”Yach! Seperti mercon ini setelah meledak tidak ada masalah lagi!”

Perkataannya ini benar-benar mengena dihati saya. Dulu saya memang seorang yang sangat pemalu, tidak berani mengutarakan isi hati, lama kelamaan seperti sampah yang menumpuk makin hari makin banyak, sangat sedih dan mempunyai rasa curiga yang besar, sehingga membuat dada ini terasa sesak, suasana hari selalu kelabu.

Manusia zaman sekarang karena kesibukan, tekanan pekerjaan, persaingan bisnis dan tekanan kehidupan, selalu membandingkan dengan sesama. Ditambah lagi karena orang timur sifatnya lebih tertutup, introvert, sedang gembira atau sedih tidak bisa diutarakan dengan bebas. Oleh sebab itu susah berbicara dengan jujur.

Ada juga yang takut berkata jujur, takut menyakiti orang lain hanya bisa berbicara kata-kata yang enak didengar saja. Oleh sebab itu perkataan orang zaman sekarang banyak batasannya, tidak bisa terbuka dan bersifat jujur, sehingga membuat pertalian antara manusia dengan manusia makin lama makin jauh, rasa curiga dan kesalahpahaman makin lama makin besar.

Jika kita semua dapat dengan jujur mengutarakan isi hati masing-masing, mungkin banyak kesalahpahaman dapat dihindari.

Sebenarnya berkata jujur itu tidak susah. Jika kita lebih banyak memperhatikan anak kecil, akan kita sadari, bahwa berkata jujur itu adalah sifat dasar manusia. Tetapi karena di dalam kehidupan yang kita jalani ini semakin kita dewasa, kita semakin dicemari oleh kebiasaan dan pergaulan dalam kehidupan masyarakat sehingga kita kehilangan sifat dasar yang yang murni dan jujur.

Beberapa tahun yang lalu, teman saya mengajak saya menjumpai seorang biarawan dari Vietnam. Ketika sampai di tempatnya, saya melihat banyak orang yang sedang menunggu untuk disembuhkan penyakitnya. Saya lalu dengan susah payah mencari sebuah tempat duduk dan memperhatikan keadaan sekeliling saya.

Sejenak kemudian, saya melihat biarawan ini mulai merokok. Melihat perbuatannya saya sungguh terkejut. Lalu saya bertanya kepada teman saya, kenapa seorang biarawan merokok?

Teman saya mengatakan bahwa biarawan ini mungkin mengobati orang dengan rokoknya. Setelah mendengar perkataannya hati saya menjadi kacau. Saya merasa orang-orang yang berada ditempat ini sungguh kasihan. Pada saat itu, tiba-tiba seorang gadis kecil terbatuk-batuk menghampiri sambil menepuk-nepuk paha biarawan itu lalu berkata.

”Bau..bau,” kata bocah itu.

Saya sungguh mengagumi gadis cilik ini, hanya dia yang berani berkata jujur.

Anak kecil sangat polos, perkataan mereka sangat terbuka, terkadang bisa mengatakan perkataan yang bisa mendebarkan hati dan bisa menyebabkan orang dewasa menjadi malu dan sadar. Anak kecil tidak bermaksud jahat, mereka hanya mengatakan sejujurnya.

ambil pesan - pesan dari cerita ni ya...

Rabu, 25 Agustus 2010

Cerita seram Lubang Buaya



LUBANG BUAYA

Lokasi: Pondok Gede, Jak-Tim
Fenomena: Arwah korban G.30S dan aura penyiksaan yang masih terasa.
Sejarah: Pada 30 September 1965, ditemukan jenazah 6 brang jenderal
dan seorang letnan TNI dikubur di dalam sumur ini.
Di sebelah sumur tersebut, terdapat ruang yang 7 di dalamnya terisi
patung patung patung replika dan terdengar suara yang menceritakan
penyiksaan terhadap ketujuh pahlawan tadi. Di sebelah ruangan tadi
terdapat dua rumah lengkap dengan perabot asli. Rumah-rumah tadi
disebut
sebagai pos komando dan dapur umum pasukan PKI. Kemudian,
dibangunlah Monumen Pancasila Sakti untuk menghormati jasa ketujuh
pahlawan tadi.
Testimonial: Hartono (4, warga Lubang Buaya, sudah tak asing lagi
dengan cerita penampakan di sekitar lokasi museum dan sumur.
Dia banyak mempunyai teman yang bercerita pernah melihat sosok
kuntilanak bila melewati daerah Lubang Buaya di malam hari. Namun
dia tak pernah
menyaksikan sendiri. Seorang petugas penjaga loket Sumur Maut yang
tidak mau disebutkan namanya mengaku pernah mendengar suara derap
sepatu boots
seperti tentara yang sedang berbaris di suatu malam.

boleh percaya atau gak ya!!!

Kamis, 05 Agustus 2010

Jepit Rambut Emas Penolong



Cerita budi pekerti yang mesti di baca ni,,,

Li Shimian adalah seorang akademisi kerajaan di dinasti Ming. Satu tahun, ia pergi melihat pertunjukan lentera pada malam Festival Lentera (Januari 15) dan menemukan sebuah jepit rambut emas dalam perjalanan.

Keesokan harinya, untuk menemukan pemiliknya ia memasang pengumuman di depan pintu rumahnya.

Tak lama berselang, seorang wanita datang dengan wajah ketakutan.

"Suami saya adalah kepala sipir di kekaisaran dan bertugas di luar negeri sekarang. Saya pergi untuk melihat lentera malam terakhir dan kehilangan jepit rambut emas. Saya memiliki salah satu jepit rambut lainnya yang sama dengan yang hilang sebagai buktinya, " katanya.

Setelah memeriksanya, Li Shimian mengembalikan jepit rambut emas padanya. Ketika suaminya kembali dari luar negeri, ia membawa banyak hadiah untuk mengucapkan terima kasih kepada Li Shimian. Namun Li menolak untuk menerimanya.

"Saya tidak akan memaksa Anda untuk menerima hadiah saya. Tapi ini adalah sepotong obat, disebut Resina Draconis. Saya membawanya dari luar negeri. Ini sulit dicari di dunia ini. Saya harap Anda menyimpannya," kata Sang suami pada Li Shimian.

Tak dapat menolak Li Shimian menyimpannya dan mengucapkan terima kasih.

Beberapa tahun kemudian, Li Shimian ditangkap kaisar, karena mengritik kaisar di istana. Kaisar Renzong marah dan memerintahkan penjaga istana untuk memukulnya dengan bongkahan seberat 9 kg sehingga Li sekarat dan tulang rusuknya juga patah.

Li Shimian lalu dilemparkan ke dalam penjara kerajaan. Pada saat itu, suami dari isteri yang pernah kehilangan jepit emas itu adalah kepala sipir penjara kekaisaran. Ia terkejut melihat Li Shimian dipenjara.

"Bukankah ini Tuan Li? Kaisar tidak memberikan perintah baginya untuk mati di sini," ucap sipir itu.

Oleh karena itulah, ia memanggil tabib secara rahasia. Tabib lalu memeriksanya.

"Dia dapat disembuhkan, tetapi kita memerlukan Resina Draconis sebagai obat, yang sangat sulit untuk mendapatkannya," kata tabib.

"Di rumah Mr. Li ada," kata sipir itu.

Dia kemudian mengirim orang untuk mencari isteri Li dan mendapatkan Resina Draconis. Karena tepat waktu pengobatan, Li Shimian selamat.

Kemudian, ketika kekaisaran dipegang oleh Xuanzong, Li Shimian dibebaskan dan dikembalikan ke jabatan sebelumnya.