Kamis, 25 Juni 2009

Cerpen Dalam Cobaan Iblis


Cerita Dalam cobaan Iblis

Zaman dulu kala, hiduplah seorang yang baik hati yang sangat kaya raya dan punya banyak budak untuk melayaninya. Para budak itu sangat membanggakan tuannya sambil berkata,” Tidak ada tuan yang lebih baik daripada tuan kita di dunia ini. Dia memberi makan kita dengan baik, memberi kita pakaian yang bagus, pekerjaan yang sesuai kemampuan kita. Dia tidak pernah memarahi kita atau bertindak kasar pada kita. Dia tidak seperti majikan-majikan lain, yang memperlakukan budak-budaknya dengan buruk, menghukum mereka tanpa mau tahu siapa yang salah dan tidak pernah bersikap ramah. Kita sudah hidup sangat baik, tidak ada yang sebaik ini.”

Mendengar hal itu, iblis ingin mengacau hubungan yang harmonis antara mereka. Lalu iblis menculik salah seorang budak bernama Aleb. Dia memerintahkan Aleb untuk menggoda budak-budak lain dengan rayuannya. Suatu hari, saat mereka sedang duduk istirahat dan membicarakan kebaikan tuan mereka, Aleb tiba-tiba berkata, :

“Sungguh bodoh kalian ini. Bahkan iblis juga akan baik pada kita, bila kita melakukan apa yang dimintanya. Selama ini kita khan melakukan apa yang diminta majikan kita dengan baik. Coba sekali-kali kita lakukan dengan buruk, lihat bagaimana sikapnya pada kita.”

Budak lain tidak setuju dengan apa yang Aleb katakan dan kemudian menantang Aleb taruhan untuk membuat tuannya marah. Aleb menerimanya. Syaratnya: bila ia gagal, ia akan kehilangan hari libur, namun bila dia sukses, budak lain akan memberikan jatah liburnya. Budak-budak lain bahkan berjanji untuk mendukung Aleb, dan melepaskannya bila ia dirantai atau dihukum kurung oleh tuannya. Setuju dengan taruhan itu, Aleb siap membuat tuannya marah besok.

Abel adalah gembala domba, yang bertanggungjawab mengurus domba ras yang terbaik dan bernilai tinggi yang sangat dibanggakan tuannya. Keesokan paginya, saat tuannya mengantarkan beberapa tamu melihat domba ras tersebut, Aleb mengerdipkan mata ke teman-temannya seolah-olah berkata, “Lihat, saya akan membuatnya marah.”

Budak-budak lain berkumpul di dekat pagar untuk menonton, sementara iblis memanjat pohon di dekat kandang untuk menyaksikan Abel beraksi. Tuannya mendekat ke kandang bersama tamu-tamunya, mempertunjukkan domba-dombanya sambil berkata, “Semua domba di peternakan ini bagus kualitasnya. Saya juga punya satu yang istimewa, domba dengan tanduk bergelung sempurna, yang sangat langka, itu….yang sedang berdiri di paling depan.”

Tiba-tiba Aleb dengan sengaja mengagetkan kumpulan domba itu sehingga mereka saling terpencar, membuat para tamu sulit menemukan mana yang dimaksud domba langka berharga tersebut. Tuannya juga mulai pusing melihat domba-domba itu panik dan berputar-putar.

Ia lalu berkata kepada Aleb, “Aleb, tolong tangkapkan domba terbaik kita, yang mempunyai tanduk tergelung sempurna. Tangkap dia secara hati-hati, dan pegang dia selama beberapa menit.”

Aleb berlari kencang ke kerumunan domba bagaikan seekor singa lapar, menangkap domba berharga itu, mematahkan kaki kanannya, membantingnya ke tanah bagaikan ranting patah. Tuan, Para tamu dan budak lain sangat terkejut dengan apa yang dilakukan Aleb. Iblis yang berdiri di atas pohon meloncat loncat kegirangan, dan hal ini terlihat oleh sang majikan. Majikannya mengerutkan dahi, tidak mengucapkan sepatah katapun. Para tamu dan para budak juga terdiam, menunggu sesuatu terjadi. Apakah majikan akan marah? Beberapa lama terdiam, tuan menggeleng gelengkan kepalanya dengan kencang seolah-olah melepaskan sebuah beban berat. Lalu ia mengangkat kepalanya, menarik nafas panjang sambil memandang langit. Kerutan-kerutan di wajahnya perlahan menghilang dan dengan senyuman ia berkata kepada Aleb:

“Oh Aleb, Saya tahu iblis menyuruh kamu untuk membuat saya marah. Namun, Tuhan saya lebih kuat daripada dia. Saya tidak marah kepadamu. Kamu takut saya akan menghukummu, sebaliknya, saya akan membebaskanmu dari menjadi budak. Pergilah kemanapun kamu suka.”

Kemudian tuan ini dengan tamu-tamunya kembali ke rumah, dan iblis di atas pohon, menggertakan giginya, jatuh ke tanah dan lenyap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar